Bisnis.com, Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menanggapi pernyataan CEO Capital A Berhad, induk PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) Tony Fernandes yang menyebut harga avtur RI jadi yang paling mahal se-Asia Tenggara.
Budi mengatakan meskipun harga avtur RI tergolong tinggi, tetapi tidaklah benar jika diklaim sebagai yang paling mahal se-Asean.
“Jadi, kalau kita bicara itu kan kita harus pakai data, kalau mahal iya, tapi kalau paling mahal tidak,” kata Budi saat ditemui di Kantor Pusat InJourney, Senin (9/9/2024).
Tak banyak informasi yang disampaikan Budi, dirinya hanya menegaskan bahwa informasi tersebut keliru dan tidak seutuhnya benar.
“Jadi gini [yang disampaikan mengenai avtur RI termahal se-Asean], tidak sepenuhnya benar,” pungkasnya.
PT Pertamina Patra Niaga juga sempat menepis kabar tersebut dan memastikan bahwa harga avtur RI dalam level yang kompetitif.
Baca Juga
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari mengatakan, harga avtur yang dijual Pertamina Patra Niaga pada rentang 1-30 September sebesar Rp13.211/liter.
Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan harga avtur di Singapura yang mencapai Rp23.212/liter pada periode yang sama.
“Nilai kompetitif harga publikasi avtur milik Pertamina juga setara dan lebih rendah bila dibandingkan dengan harga publikasi per liter di negara yang memiliki kemiripan lanskap geografis,” kata Heppy.
Diberitakan sebelumnya, Tony Fernandes mengeluhkan mahalnya harga avtur di Indonesia yang menyebabkan harga tiket pesawat domestik melambung.
Bahkan, Tony menyebutkan jika harga avtur di Indonesia bahkan lebih tinggi 28% dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
“[Avtur] 28% lebih mahal dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura. Jika di Malaysia harga berubah setiap hari, tapi di Indonesia [Pertamina] punya mekanisme yang berbeda yang kami tidak pahami,” kata Tony